SITEKNONEWS – Investasi Paling Populer Di Indonesia 2021. Investasi adalah cara untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan. Dalam investasi pasti ada resiko, sedangankan resiko tersebut berbanding lurus dengan tingkat keuntungannya.
Siapapun pasti bisa melakukan investasi, kaya/miskin, muda/tua, tujuan utama investasi untuk memperoleh keuntungan.
Untuk menjadi investor sebaiknya Anda harus tahu dan memahami macam-macam investasi yang di Indonesia. Suapaya Anda bisa mengurangi potensi rugi dan memilih secara tepat sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Berikut ini jenis-jenis investasi :
Daftar Isi
Investasi jangka pendek
Sesuai dengan namanya dilakukan dengan waktu yang singkat, kurang dari lima tahun. Bertujuan untuk berinvestasi jangka pendek, seperti menikah, liburan, maupun dana darurat.
Dalam investasi jangka pendek, ada baiknya memilih investasi dengan risiko rendah, dan bersifat likuid, seperti emas, deposito, reksadana pasar uang, obligasi pemerintah atau ORI.
Jika ada kebutuhan mendesak Anda bisa jual emas, menarik deposito atau menjual reksadana. Tapi perlu diingat, investasi dengan instrumen minim risiko keuntungan yang akan didapat tidaklah besar.
Keuntungan yang dipeoleh dari investasi jenis ini sangat minim. Misalnya rata-rata keuntungan reksadana pasar uang sekitar 4-6% per tahun.
Investasi jangka panjang
Investasi ini mempunyai tujuan keuangan untuk masa depan waktunya lebih dari lima tahun, seperti membeli rumah, biaya pendidikan anak, dana pensiun, dan lainnya.
Bisa menanamkan modalnya yang sesuai dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar, seperti saham, reksadana saham.
Sekali lagi harus diingat jika investasi jangka panjang sebanding dengan risikonya. Sebagai contohbnsaham dengan return 12-25% pertahun, atau bisa lebih dari itu. Risikoyang dihadapi juga tinggi. Perlu memperhatikan beberapa faktor jika tidak modal bisa habis dalam sekejap karena perubahan harga yang fluktuatif, atau faktor lain yang mempengaruhinya.
Daftar Instrumen Investasi Paling Populer di Indonesia
1. Deposito
Deposito merupakan salah satu produk simpanan yang ditawarkan oleh bank dengan setoran atau penarikannya dilakukan jangka waktu tertentu, antara 1-24 bulan.
Deposito berbeda dengan tabungan yang bisa ditarik kapan saja dan jumlahnya bisa berapun. Ada beberapa jenis deposito, yaitu deposito berjangka dan deposito on call atau deposito dengan jangka waktu pendek.
Biasanya bank akan memberikan bunga deposito sesuai dengan tenor dan nilai deposito. Antara 3-7%, bunga yang didapat lebih tinggi dari suku bunga tabungan.
Untuk Anda ingin bermain aman dengan risiko rendah bisa menggunakan deposito ini, karena bunga deposito mengikuti suku bunga dari Bank Indonesia (BI). Sehigga pendapatan yang didapat dari deposito cenderung stabil.
Jika Anda setor uang utuk didepositokan sejumlah Rp 20 juta dengan estimasi bunga 7% per tahun, pendapatan yang akan Anda peroleh sebesar Rp 1,4 juta. Misal yang diambil dengan tenor 2 tahun pendapatan yang akan diperoleh Rp. 2,8 juta. Artinya setelah jatuh tempo Anda bisa mencairkan dana sebesar Rp. 22,8 juta. Tapi nanti ada potongan untuk pajak.
2. Reksadana
Reksadana merupakan instrumen investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) yang berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi bukan produk yang dijamin pemerintah dan bukan produk dari perbankan.
Reksadana memiliki empata macam yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Anda bisa memilih dengan profil risiko yang berbeda masing-masing.
Ingin untuk besar Anda bisa pilih reksadana saham, namun risikonya juga tinggi. Tapi jika Anda ingin lebih save, bisa pilih reksadana pasar uang dengan tingkat keuntungan yang kecil.
3. Saham
Saham adalah salah satu investasi yang dikenal ‘high risk high return.’ Artinya dengan tingkat risiko yang tinggi, akan memberikan hasil yang tinggi pula.
Pergerakan pasar sangat mempengaruhi keuntungan yang didapat dari investasi saham ini. Selain itu kinerja dari perusahaan juga bisa mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Sehingga ada istilah capital gain (keuntungan dari kenaikan harga saham) dan capital loss (kerugian dari penurunan harga saham).
Sebagai contoh Anda ingin membeli saham perusahaan tambang dengan harga Rp 1.000 per lembar senilai Rp 20 juta. Akan mendapat 200 ribu lembar saham atau 200 lot (1 lot = 100 lembar). Jika dalam 1 tahun saham ini mengalami peningkatan harga sebesar Rp 200, menjadi Rp 1.200 per lembar, kemudian dijual sahamnya, keuntungan yang didapat Rp 40 juta.
Dan keuntungan bisa lebih tinggi lagi jika saham disimpan dalam jangka panjang. Bahkan bisa saja saham tersebut akan bergerak naik dan keuntungan yang didapat bisa ratusan atau sampai ribuan persen.
4. Emas
Investasi emas termasuk instrumen yang liquid atau investasi safe haven. Saat memerlukan uang, bisa segera dijual di toko emas atau tempat terpercaya lainnya.
Membeli emas batangan akan lebih untung dibandingkan dengan emas perhiasan jika ingin berinvestasi. Jika membeli emas perhiasan akan dikenakan biaya pembuatan yang cukup mahal dari nilai emas, tapi saat dijual lagi, ongkos tersebut tidak masuk hitungan sehingga bisa rugi.
Harganya emas memang mahal kisaran Rp 900 ribuan per gram. Tetapi akan memberi keuntungan hingga 12% per tahun untuk jangka panjang.
5. Peer to peer lending
Fintech peer to peer (p2p) lending menjadi tren kekikinian untuk kaum milenial. Keuntungan investasinya jika dibanding dengan bunga deposito bisa lebih tinggi, sampai 18% per tahun.
Modal yang dikeluarkan sangat terjangkau, dari Rp 100 ribu Anda sudah berinvestasi. Prosesnya mudah melalui platform fintech lending pilihan. Agar lebih aman bisa berinvestasi di fintech lending yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK.
6. Properti
Properti merupakan investasi menjanjikan yang bisa dijadikan pertimbangan. Modal yang dibutuhkan besar, tetapi sebanding dengan keuntungan yang diperoleh.
Ini disebabkan karena harga properti selalu naik setiap tahunnya,bahkan potensi kenaikan harga properti bisa 10-15 persen.
7. Barang mewah
Membeli barang-barang mewah merupakan salah satu berinvestasi, barang mewah itu seperti tas, jam tangan, sepatu, lukisan, dan lainnya. Nilai dari barang-barang mewah itu akan meningkat setiap tahun, apalagi barang tersebut limited edition.
Untuk membeli barang mewah pastikan membeli dari kolektor atau dari toko yang terpercaya dengan sertifikat keasliannya agar tidak tertipu.
Pilih yang Sesuai dengan Kondisi Keuangan dan Profil Risiko
Melakukan investasi memiliki tujuan untuk mempersiapkan finansial dikedepannya. Jika ingin uang berkembang tanpa harus bekerja keras, maka caranya dengan berinvestasi.
Untuk memilih investasi Anda sesuaikan dengan profil risiko dan kondisi keuanganmu. Yang terpenting disiplin menyisihkan 10% dari gaji atau penghasilan setiap bulan untuk investasi.Disiplinlah untuk menyisihkan uang minimal 10% dari gaji Anda.